Nugraha Pratama

Nugraha Pratama
Blog of Sketch Journal about Jakarta

30/07/11

Bemo di Bendungan Hilir


Bemo di Pasar Bendungan Hilir
Cat Air di atas Kertas
(Watercolor on Paper)
37 cm x 18,5 cm

Sore ini seharusnya saya berangkan ke Namarina tapi sebuah ajakan mensketsa itu sangat menggoda dan saya terlarut di dalam godaan itu, ya sebut saja Toni Malakian dia sang penggoda sketsanya (haha) lalu disana bertemu dengan pak Widiyatno. oke saya akan mengulas tentang sebuah kendaraan yang keadaannya antara hidup dan mati namun tetap Legendaris dikalangan warga Ibukota.

BEMO singkatan dari Becak motor (berbeda dengan Bentor), simpel saja berroda tiga dan bermesin. Kendaraan dengan kapasitas silinder 250cc ini sering saya temukan di sekitar Bendungan Hilir. kendaraan ini cukup unik (walaupun tidak begitu nyaman ketika ditumpangi, karena terkenal dengan istilah "beradu lutut") banyak cerita tentang bemo ini, sayang masyarakat tidak bisa memeliharanya dengan baik.

Kenapa saya bilang bemo itu legendaris ?
bemo sudah berkeliaran kurang lebih dari tahun 1962 dalam event Ganefo (Games of the New Emerging Forces). Bukankah sudah sangat berumur dan berpengalaman mengelilingi ibukota ? belakangan ini Bemo di pakai untuk menggantikan posisi Becak yang sudah tidak dioperasikan lagi di Jakarta. dulu kendaraan ini sama fungsinya seperti Bis Kota hanya saja digunakan di jalur yang sempit karena sangat praktis dan cepat (dari pada Becak yang di gowes). Bemo mulai disingkirkan di Jakarta pada tahun 1971, begitu juga di kota2 sekitarnya.

3 komentar:

  1. Aha, bener banget! Pengalaman gua naek bemo dari Mahasuri (kata temen gue nama daerahnya itu) sampe Pasar Benhil, saling temu lutut dengan penumpang di depan gue. Rejeki banget, sih, kalo bertemu lutut dengan cewek cakep, eheheh.

    BTW, perlu gak ya, melakukan peremajaan pada bemo, seperti yg pernah dilakuin ke bajaj? Atau biarkanlah bemo tetap seperti apa adanya?

    BalasHapus
  2. @ mr lateev : karyamu juga josgandos pak !

    @amet : oh kalau yang bajaj itu gue tau, komunitasnya namanya suka-suka bajaj, sebenernya sih minimal dari kita sendiri met mau memelihara fasilitas umum. kalau untuk kayak suka-suka bajaj itu susah karena mereka ngga ada incomenya lebih ngeluarin uang, untuk cetak dan mendesain

    BalasHapus